Sabtu, 11 Januari 2020

PENGERTIAN PENDEKATAN, PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SENTRA DAN PROSES PEMBELAJARAN SENTRA


PENGERTIAN PENDEKATAN, PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SENTRA DAN PROSES PEMBELAJARAN SENTRA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Model pembelajaran sentra di kenal di Indonesia oleh Dr. Pamela Phelp dari CCCRT Florida. Bermain di pandang sebagai kerja otak sehingga anak di beri kesempatan untuk memeulai dari mengembangkan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya “Start and finish”. Dukungan guru memfasilitasi anak mengembangkan kecakapan berpikir aktif dan anak diberi keleleuasaan untuk melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan pengalaman tentang dunia sekelilingnya.
Dalam model sentra anak bebas memilih bermain yang disiapkan dalam satu sentra. Di dalam sentra dilengkapi dengan 3 jenis kegiatan bermain, yaitu bermain sensorimotorik, main peran,dan main pembangunan.Keragaman main atau disebut juga densitas main memfasilitasi untuk dapat memilih mainan sesuai dengan minatnya. Kelompok anak berpindah bermain dari sentra ke sentra lainnya setiap hari. Tiap sentra dikelola oleh seorang guru. Proses pembelajarannya dengan menggunakan 4 pijakan, yaitu pijakan penataan alat (pijakan lingkungan), pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah bermain.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian pendekatan?
2.      Apa pengertian pendekatan pembelajaran sentra?
3.      Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran sentra?
4.      Bagaimana proses pembelajaran sentra ?

C.     TUJUAN
1.      Mengetahui pengertian pendekatan
2.      Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran sentra
3.      Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran sentra
4.      Mengetahui proses pembelajaran sentra

BAB II
PEMBAHASAN

A.           PENGERTIAN PENDEKATAN BELAJAR
Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1)        Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
2)        Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Pengertian Pembelajaran Sentra menurut para ahli
1.        Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”.
2.        Menurut  pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
3.        Menurut Syaifuddin Sagala (2005: 68) bahwa, “Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”.
4.        Menurut Soedjadi (1991:102), membedakan pendekatan pembelajaran matematika menjadi dua, sebagai berikut.
a.       Pendekatan materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik matematika tertentu menggunakan materi matematika lain.
b.      Pendekatan pembelajaran (teaching approach), yaitu proses penyampaian atau penyajian topik matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya[1].
Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

B.            PENGERTIAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SENTRA
1)        Pengertian Pendekatan Sentra
Pendekatan sentra merupakan model pendekatan yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat pada sentra[2]. Pendekatan sentra adalah sebuah pendekatan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dapat juga diartikan bahwa pendekatan sentra merupakan pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak dalam proses pembelajarannya berpusat pada sentra main. Sentra bermain merupakan area kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas, berisi berbagai kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun berdasarkan kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu.Model pendekatan sentra adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan zona atau area[3]. Pendekatan pembelajaran dengan pendekatan sentra merupakan model pembelajaran inklusif namun belum diketahui secara pasti ketika diterapkan di Indonesia.
Dalam pendekatan ini anak dirangsang untuk secara aktif melakukan belajar dengan bermain, sekaligus menjadi subjek dan focus pembelajaran itu sendiri, pendidik lebih berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dengan memberikan dasar-dasarnya sebagai pijakan (scaffolding). Dengan menggunakan pembelajaran sentra Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap berbagi obyek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik lainnya. Sentra memberikan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal.Model pendekatan pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang menitik beratkan sentra bermain pada saat pembelajaran.Model pendekatan sentra mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak MultipleIntelligent melalui bermain yang terarah.Setting pembelajaran mampu merangsang anak saling aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman sendiri.Jelas berbeda dengan pembelajaran masa silam yang menghendaki murid mengikuti perintah, meniru, atau menghafal[4].
Pembelajaran sentra merupakan model pendekatan yang telah dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research andTraining (CCCRT) yang berkedudukan di Florida, Amerika Serikat, selama 25 tahun dan telah terakreditasi oleh National AssociationEarly Young Childhood (NAEYC) sebagai model pembelajaran yang direkomendasikan dapat diterapkan di Amerika Serikat. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini telah menerjemahkan bahan-bahan pelatihan model pembelajaran sentra dan telah memperoleh copyright dari CCCRT selama lima tahun (2004-2009). Model pembelajaran sentra dan saat lingkaran merupakan pengembangan dari metode Montessory, High Scope dan Reggio Emilio yang memfokuskan kegiatan anak di sentra-sentra atau area-area untuk mengoptimalkan seluruh kecerdasan anak (sembilan kecerdasan jamak)[5].
2)        Pendekatan
Secara umum pendekatan model sentra yang diterapkan menggunakan pendekatan:
a.     Pendekatan inquiri.
Melalui pendekatan ini anak akan berusaha untuk mencari dan menemukan sendiri pemahamannya terhadap suatu materi. Mereka akan memahami bahan kajian dengan menggunakan bahasa mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka lihat, temukan dan alami.
b.    Pendekatan children centred.
Pendekatan ini beranggapan bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak.Cara pandang ini meyakini bahwa murid memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
c.     Pendekatan discovery.
Pendekatan ini memiliki cara pandang yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada aktivitas anak didik untuk menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui berbagai pengalaman yang dirancang dan diciptakan oleh guru.

C.           PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN SENTRA
Prinsip pembelajaran utama bagi Model Sentra adalah menciptakan suatu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak bergerak (moving) dari satu aktivitas pembelajaran ke aktivitas pembelajaran lainnya.
1.         Secara umum terdapat beberapa prinsip yang menjadi penjelasan bagi prinsip utama model Sentra adalah sebagai berikut:
a.         Pengajaran merupakan keterpaduan antara bentuk klasikal dan individual. Meskipun anak memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda, tapi kegiatan pengajaran harus dapat memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi, sehingga pendidikan tidak hanya mementingkan aspek individu tetapi juga aspek sosial anak.
b.        Anak belajar secara mandiri. Kemandirian anak dalam mengerjakan tugas hanya dapat dilaksanakan jika setiap murid dapat ditumbuhkan otoaktivitasnya. Atas dasar ini maka suasana tertib dan disiplin dapat tercipta oleh kesadaran para murid bukan paksaan dari guru.
c.         Pembelajaran harus dapat menumbuhkan otoaktivitas anak. Upaya menumbuhkan otoaktivitas anak dilakukan dengan cara memberikan kemerdekaan atau kebebasan pada setiap anak untuk menyelesaikan berbagai tugasnya. Bentuk tugas yang berstruktur memungkinkan murid secara tertib dan terjadwal membuat target dalam pencapaian setiap tugasnya.
d.        Setiap anak bebas menentukan tugasnya sendiri. Masing-masing murid dapat memilih VAK (Visualiation, Auditory, Kinesthetic) yang akan dipelajarinya terlebih dahulu. Ia bebas menentukan waktu penyelesaian serta alat yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Walaupun ada kebebasan tersebut, namun setiap murid tidak boleh mengerjakan tugas lain sebelum tugas yang dikerjakannya selesai. Hal ini juga dapat mendidik anak untuk bertanggung jawab terhadap pilihan mereka sendiri.
e.         Anak belajar bersosialisasi, bekerjasama dan bertanggung jawab. Untuk mengembangkan sosiabilitas, guru mem-perbolehkan murid menyelesaikan tugas tertentu secara bersama-sama. Dengan demikian setiap murid akan memiliki kesempatan bersosialisasi, bekerjasama dan tolong menolong. Tetapi tidak boleh mengerjakan bahan atau tugas dengan saling meniru, dengan demikian anak akan dapat belajar untuk bertanggungjawab terhadap tugasnya[6].

2.         Prinsip Pendekatan Sentra
a)        Keseluruhan proses pembelajarannya berdasarkan pada teori dan pengalaman empirik
b)        Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk meransang seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang terencana dan terarah serta dukungan pendidik dalam bentuk 4 jenis pijakan, diantaranya: 1) pijakan lingkungan bermain, 2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main
c)        Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsang anak untuk kreatif, aktif dan terus berfikir dengan menggali pengalamannya sendiri. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran yaitu, meliputi: pendidik menata lingkungan main sebagai pijakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak; ada pendidikan yang bertugas menyambut kedatangan anak dan mempersilahkan untuk bermain bebas dulu; semua anak mengikuti main pembukaan dengan bimbingan pendidik; pendidik memberi waktu kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum secara bergiliran/pembiasaan antri; anak-anak masuk kelompok masing-masing dengan dibimbing oleh pendidik; pendidik duduk bersama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk memberi pijakan pengalaman sebelum bermain; pendidik memberi waktu yang cukup kepada anak untuk melakukan kegiatan disentra main yang disiapkan sesuai jadwa hari itu; selama anak berada di sentra, secara bergilir pendidik memberi pijakan kepada setiap anak; pendidik bersama anak membereskan peralatan dan tempat main; pendidik memberi waktu kepada anak untuk ke kamar kecil dan minum secara bergiliran; pendidik duduk bersama anak didik dengan membentuk lingkaran untuk memberikan pijakan pengalaman setelah main;pendidik bersama anak makan bekal yang dibawanya; kegiatan penutup; anak-anak pulang secara bergilir;pendidik membereskan tempat dan merapikan/mencek catatan-catatan dan kelengkapan administrasi; pendidik melakukan evaluasi hari ini dan rencana hari esok hari; pendidik pulang.
d)       Mempersyaratkan pendidik dan pengelola program untuk mengikuti pelatihan sebelum menerapkan metode ini.
e)        Melibatbatkan orangtua dan keluarga sebagai salah satu kesatuan proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan anak di rumah[7],

D.           PROSES PEMBELAJARAN SENTRA
1)        Penataan Lingkungan main
a)        Sebelum anak datang, pendidik menyiapkan dan menata bahan dan alat yang akan digunakan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok anak yang dibimbingnya
b)        Menata bahan dan alat harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai anak selama bermain dengan alat main terebut
c)        Penyambutan Anak.
Sambil menyiapkan tempat dan alat main, agar ada seorang pendidik yang bertugas menyambut kedatangan anak. Anak-anak langsung diarahkan untuk bermain bebas dulu dengan teman-teman lainnya sambil menunggu kegiatan dimulai. Sebaiknya para orangtua sudah tidak bergabung dengan anak.
d)       Main Pembukaan (Pengalaman Gerakan Kasar)
Pendidik menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan pembuka bisa berupa permainan tradisional, gerak dan musik, atau sebagainya. Satu kader yang memimpin, kader lainnya jadi peerta bersama anak (mencotohkan). Kegiatan main pembuka berlangsung sekitar 15 menit.
e)        Transisi 10 Menit
Setelah selesai main pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk pendinginan dengan cara bernyanyi dalam lingkaran, atau membuat perbainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang.Setelah anak tenang, anak secara bergiliran diperilahkan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan ini untuk mendidik (pembiasaan) kebersihan diri anak. Kegiatannya bisa berupa cuci tangan, cuci muka, cuci kaki maupun pipis di kamar kecil.
f)         Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing-masing Pendidik siap di tempatbermain yang sudah disiapkan untuk kelompoknya maing-masing[8].
2)        Kegiatan Inti
a)        Pijakan Pengalaman sebelum Main
Dalam kegiatan ini pendidik dan anak duduk melingkar saling menyapa dan memberi salam. kemudian pendidik meminta anak anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini lalu berdo’a bersama.Pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak dengan membacakan buku yang sesuai tema. setelah membaca selesai kader menanyakan kembali isi cerita.Pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anakPendidik mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan.Dalam memberi pijakan pendidik harus mampu mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan rencana belajar yang sudah terusun.Pendidikan memberi arahan cara main, mengatur teman main dengan memberi keempatan memilih teman main.Setelah anak siap main, pendidik mempersilahkan anak untuk mulai main.
b)        Pijakan Pengalaman Selama Anak Main
Pendidik berkeliling diantara anak-anak yang sedang bermain, memberi contoh cara main dan menggunakan alat. Memberi motivasi, stimulus kepada anak untuk memperluascara main anak. Ketika anak-anak bermain, guru harus senantiasa memberikan perhatian kepada semua anak dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain sambil memberikan dukungan pada kegiatan anak selagi mereka bermain. Memcatat yang dilakukan anak. Mengumpulkan hail kerja anak. Ketika waktu hampir 5 menit kader memberitahukan pada anak-anak untuk beriap-siap menyelesaikan kegiatannya.
c)        Pijakan Pengalaman Setelah Anak Main.
Bila waktu habis, pendidik memberitahukan saatnya membereskan dengan melibatkan anak-anak. Jika anak belum terbiasa untuk membereskan, pendidik dapat membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan. Saat membereskan, pendidik menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya. Bila bahan main sudah dirapikan, satu orang pendidik membantu anak membereskan baju anak sedangkan kader yang lain dibantu orangtua membereskan semua mainan hingga semua rapi di tempatnya. Setelah rapi anak-anak diminta duduk melingkar kemudian pendidik menanyakan pada setiap anak kegiatan main yang tadi lakukannya. Kegiatan menanyakan kembali guna melatih daya ingat anak dan melatih anak mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya. Dengan begitu anak belajar tentang ketrampilan-ketrampilan dan rasa tanggung jawab.
d)       Makan Bekal Bersama.
Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama.Sekali dalam satu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi.Sebelum makan bersama, pendidik mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan.Jika ada tanyakan siapa yang mau memberi makan pada temannya.Pendidik memberitahukan jenis makanan yang baik dan yang kurang baik.Jadikan waktu makan berama ebagai pembiasaan tatcar makan yang baik.Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungku makanan ke tempat sampah.
e)        Kegiatan Penutup.
Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, pendidik dapat mengajak anak menyanyi atau membaca puisi. Pendidik menyampaikan rencana kegiatan minggu depan dan menganjurkan anak untuk bermain yang sama di rumah masingmasing. Pendidik meminta anak yang sudah besar secara bergiliran untuk meminta doa penutup. Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia, atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.
f)         Evaluasi Kemajuan Perkembangan Anak.
Pencatatan kegiatan belajar anak dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, halus, berbahasa, sosial dan aspek-aspek lainnya. Pencatatan kegiatan main anak dilakukan oleh guru (pendidik). Selain mencatat kemajuan belajar anak, guru juga dapat menggunakan lembaran check list perkembangan anak, dilihat dari hasil kerja anak-anak, karena itu, semua hasil karya anak dijadikan sebagai bahan evaluasi dan laporan perkembangan belajar anak kepada orang tua masing-masing.









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.      Menurut  pendapat Wahjoedi (1999:121) bahwa, “pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
2.      Pendekatan sentra merupakan model pendekatan yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat pada sentra. Pendekatan sentra adalah sebuah pendekatan kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dapat juga diartikan bahwa pendekatan sentra merupakan pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak dalam proses pembelajarannya berpusat pada sentra main.
3.      a) Pendekatan pembelajaran sentra Keseluruhan proses pembelajarannya berdasarkan pada teori dan pengalaman empiric.
b) Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk meransang seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang terencana dan terarah serta dukungan pendidik dalam bentuk 4 jenis pijakan, diantaranya: 1) pijakan lingkungan bermain, 2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main.
c) Mempersyaratkan pendidik dan pengelola program untuk mengikuti pelatihan sebelum menerapkan metode ini.
d) Melibatkan orangtua dan keluarga sebagai salah satu kesatuan proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan anak di rumah.
4.      Proses pembelajaran sentra terdapat beberapa kegiatan diantaranya:
a)      Penataan lingkungan bermain, diantara kegiatannya ialah sebelum anak datang, menataan alat dan bahan yang ingin digunakan, Penyambutan Anak, main untuk pembukaan, transisi 10 menit, istirahat.
b)      Pijakan pengalaman sebelum main, pijakan pengalaman selama anak main, pijakan pengalaman selama anak main, pijakan pegalaman selama setelah bermain, makan bekal bersama, kegiatan penutup dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan Nasional, (2009), Pedoman Penerapan Pendekatan BCCT dalam Pendidikan Usia Dini

Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain

Kelompok Bermain dan Raudlotul Athfal PAUD Istiqlal Jakarta, (2006), Program Kegiatan Bermain sambil Belajar Integrasi Pendidikan Agama Dengan Pendekatan BCCT, Jakarta





[2] Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penerapan Pendekatan BCCT dalam Pendidikan Usia Dini, 2009 hal 2
[3]Ibid hal 3
[4] Ibid, hal 2
[5]Kelompok Bermain dan Raudlotul Athfal PAUD Istiqlal Jakarta, ProgramKegiatan Bermain sambil Belajar Integrasi Pendidikan Agama Dengan PendekatanBCCT, (Jakarta, 2006), hal 1
[7]Departemen Pendidikan Nasional,Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok
Bermain. 2006, hal 6
[8] Ibid hal 20

1 komentar:

  1. Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
    mampir di website ternama I O N Q Q
    paling diminati di Indonesia,
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    ~bandar poker
    ~bandar-Q
    ~domino99
    ~poker
    ~bandar66
    ~sakong
    ~aduQ
    ~capsa susun
    ~perang baccarat (new game)
    segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
    Whatshapp : +85515373217

    BalasHapus