MAKALAH BAHASA INDONESIA
“KALIMAT”
Disusun
oleh :
CICI
LIANASARI (15430006)
DESI
WULANDARI (15430021)
IKA
FITRI AMIROH (15430035)
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015/2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa adalah sarana berpikir baik
untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari
orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan
melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu.
Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang
secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan terkecil yang
mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang
lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang
mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final
kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau
tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa
kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai
kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus
mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya.
Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan
berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung
oleh kosakata yang memadai.
Hal
inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian
kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis
berusaha untuk memberikan pemahaman tentang
pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi
jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian
kalimat?
2.
Apa saja unsur-unsur dalam
kalimat?
3.
Apa saja ciri-ciri
kalimat?
4.
Apa saja bentuk-bentuk
kalimat?
5.
Apa saja jenis-jenis
kalimat?
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian kalimat
2.
Untuk mengetahui apa saja
yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri
sebuah kalimat
4.
Untuk mengetahui
bentuk-bentuk kalimat
5.
Untuk mengetahui jenis-jenis
kalimat
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
kalimat
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007).
Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa
lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan
kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang
minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan
prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi
atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan
akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi
perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa
yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,),
titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final
yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Adapun ciri- ciri
kalimat yaitu :
a. Dalam
bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan.
Dalambahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik,
tanda tanya, atau tanda seru.
b. Sekurang-kurangnya
terdiri dari subyek dan predikat.
c. Predikat
transitif disertai objek, predikat intransitive dapat disertai pelengkap.
d. Mengandung
pikiran yang utuh.
e. Mengandung
urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subyek,
predikat, objek dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
f. Menagadung
satuan makna, ide atau pesan yang jelas.
g. Dalam
paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun
dalam suatu makna pikiran yang saling berhubungan.
2.
Unsur-unsur
kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket).Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket).Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
Unsur-unsur kalimat dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a. Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata
benda/frasa nominal).
b. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata
kerja/frasa verbal).
c. Gunung Kidul itu tinggi (S yang
diisi kata benda/frasa nominal).
2. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b. Soal
ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c. Karangan
itu sangat bagus (P yang diisi
dengan kata sifat/frasa adjektif).
d. Nia
adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata
adalah pada frasa nominal).
3. Objek (O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek. Contoh :
a. Mereka
memancing ikan Pari (O
yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang
itu menipu adik saya (O
yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua
MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
Banyak
orsospol // berlandaskan // Pancasila
S P O
Kedua
kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak
gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak
dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
Hal
lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa diisi oleh
adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional. Contoh :
a. Kita
benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b. Mayang
bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c. Sekretaris
itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya
frase nominal).
d. Pak
Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase
verbal).
5. Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a. Antoni
menjilid makalah kemarin pagi.
b. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat,
alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a. Aulia
memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b. Mahasiswa
fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian.
(Ket.sebab)
d. Polisi
menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e. Amir
pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f. Karena malas belajar, Petrus tidak lulus
ujian. (Ket.penyebab)
3. Ciri-ciri
kalimat
Ciri-ciri sebuah kalimat yang baik dan
benar, harus sesuai dengan unsur-unsur pembentukan kalimat. Kalimat yang baik
harus sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia, salah satunya yaitu :
1.
Subjek (pokok atau inti pikiran)
Ciri-ciri
dari subjek antara lain :
a.
Jawaban atas pertannyaan apa atau siapa
b.
Tidan didahului preposisi
c.
Menjadi inti dari sebuah pokok pikiran
d.
Berupa kata benda atau frase kata benda
2.
Predikat
Ciri-ciri predikat sebagai berikut :
a.
Merupakan jawaban atas pertanyaan apa,
bagaimana, mengapa atau berapa
b.
Dapat didahului kata ialah, adalah,
merupakan
c.
Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau
bukan
d.
Dapat disertai kata-kata aspek atau
modalitas
e.
Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja,
kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata benda, kata atau
kelompok kata bilangan
3.
Objek
Objek
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Langsung mengikuti predikat
b.
Tidak didahului kata depan atau preposisi
c.
Dapat didahului kata bahwa
4.
Pelengkap
Pelengkap
memiliki ciri-ciri sebgai berikut :
a.
Melengkapi makna kata kerja (predikat)
b.
Tidak didahului preposisi
c.
Langsung mengikuti predikat atau objek jika
terdapat objek dalam kalimat itu
d.
Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e.
Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi
pasifnya
5.
Keterangan
Ciri-ciri
keterangan yaitu :
a.
Memberikan informasi tentang waktu, tempat,
tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan.
b.
Memiliki keleluasaan letak atau posisi
(dapat diawal, akhir atau menyisip antara subjek dan predikat)
c.
Didahului kata depan seperti di, ke, dari,
pada, dalam, dengan, atau kata penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.
4. Bentuk-bentuk
kalimat
1)
Kalimat dasar
Kalimat dasar adalah
kalimat yang menjadi dasar untuk membengun kalimat luas, baik kalimat luas
tunggal maupun kalimat luas majemuk. Kalimat dasar memiliki dua macam pola
yaitu :
a.
Pola berdasarkan jabatan kata
Jabatan kata yang
dijadikan komponen dasar adalah subjek, predikat, objek pelengkap. Berdasarkan
jabatan kata, kalimat dasar memiliki dua macam pola, yaitu :
1) S + P
Contoh:
Kucing mengeong.
2) S + P
+ O
Contoh:
Adik mengayuh sepeda.
3) S + P
+ Pel
Contoh:
Aku merasa dingin
4) S + P
+ O1 + O2
Contoh:
Ibu membeli buah dan sayur.
b. Pola
berdasarkan kategori kata
Berdasarkan kategori kata, terdapat lima pola,
yaitu:
1) KB +
KB (kata benda + kata benda)
Contoh: Bunga itu / tanaman merambat.
2) KB +
KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Tangannya / terluka.
3) KB +
KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Bunganya / indah.
4) KB +
KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Tingginya / 175 cm.
5) KB +
KD (kata benda + kata depan)
Contoh:
paket ini / untuk kami.
2)
Kalimat
Inti
Kalimat
inti adalah kalimat yang hanya didukung oleh unsure inti kalimat, yaitu subyek dan
predikat.
Contoh:
Bayi / menangis.
3)
Kalimat
Luas
Kalimat
luas adalah hasil perluasan kalimat dasar.
Contoh:
KD: Adik
pulang (S + P)
KL:
Nanti adik pulang (K + S + P).
5. Jenis-jenis kalimat
Kalimat memiliki beberapa jenis
yang membedakannya, yaitu:
Berdasarkan Pengucapan
·
Kalimat Langsung ialah
kalimat yang secara cermat menirukan suara orang lain. Cirinya adalah 2 tanda
petik ("..."), kalimat langsung tidak hanya berupa kalimat pernyataan
tapi juga dapat berupa kalimat perintah dan kalimat tanya.
Contoh:
Kalimat Pernyataan
" Ayah senang
akhirnya kamu lulus ujian ini. " kata Ayah;
Rima mengatakan, " Rama
berusahalah dipertandingan nanti. "
Kalimat Perintah
Ibu berkata, " Budi
tutup pintu itu. "
Kalimat Tanya
" Siapa yang membuat
prakarya itu? ", Tanya Pak guru
·
Kalimat Tak Langsung ialah
kalimat yang mengalami perubahan dari kalimat langsung yang menggunakan tanda
petik, ke bentuk berita yang tidak menggunakan tanda petik.
Contoh:
Ayah berkata kalau dia senang
saya lulus ujian.
Rima mengatakan kepada Rama untuk
berusaha dalam pertandingan nanti.
Ibu meminta saya menutup pintu
itu.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat Tunggal ialah
kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek dan
predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat
tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola
pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
KB + KK (kata
benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak.
KB + KS (kata
benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
KB + KBil (kata
benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
Kalimat tunggal terdiri dari 2
jenis, yaitu:
Kalimat Nominal yaitu
jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh:
Adik perempuan saya ada dua
orang.
Kalimat Verbal yaitu
jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh:
Saya sedang mandi.
Dua jenis kalimat tunggal diatas
dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada tiap unsur-unsurnya. Dengan
adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama masih dapat dengan mudah
dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:
1.
Keterangan tempat, misalnya:
disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll. Contoh: Rumahnya ada di
daerah ini.
2.
Keterangan waktu, misalnya:
setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemaren, lusa, dll. Contoh: Aktifitasnya
dimulai pukul 08.30 pagi.
3.
Keterangan alat, misalnya: dengan
baju, dengan sepatu, dengan motor, dll. Contohnya: Dia pergi dengan
sepeda motor.
4.
Keterangan cara, misalnya: dengan
hati-hati, secepat mungkin, dll. Contoh: Prakarya itu dibuat dengan
hati-hati.
5.
Keterangan modalitas, misalnya:
harus, mungkin, barangkali, dll. Contoh: Saya harus giat berlatih.
6.
Keterangan aspek, misalnya: akan,
sedang, sudah, dan telah. Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.
7.
Keterangan tujuan, misalnya:
untuk dirinya, untuk semua orang, dll. Contoh: Orang itu membuat
dirinya terlihat menawan.
8.
Keterangan sebab, misalnya:
karena rajin, karena panik, dll. Contoh: Dia lulus ujian karena rajin
belajar.
9.
Keterangan tujuan (ket. yang
sifatnya menggantikan), contoh: penerima medali emas, taufik Hidayat.
10.
Perluasan kalimat yang menjadi
frasa, contoh: orang itu menerima predikat guru teladan.
Contoh perluasan kalimat tunggal:
Ibu sedang menyapu halaman.
Kalimat Majemuk ialah
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat
tunggal, yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
1.
Kalimat Majemuk Setara adalah
kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap
kalimat tunggal itu ialah setara. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan
kedalam beberapa bagian, yaitu:
1.
Kalimat majemuk setara
penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat diidentifikasi dengan adanya
kalimat yang dihubungkan dengan kata “dan” atau “serta”. Contoh: "Aku
menulis surat itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor pos.", "Murid-murid
membuat prakarya itu serta memajangnya di pameran."
2.
Kalimat majemuk setara
pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan dengan kata “tetapi”,
“sedangkan”, “melainkan”, “namun”. Contoh: "Anak itu rajin datang
kesekolah, tetapi nilainya selalu merah.", "Ibu memasak
didapur sedangkan saya membersihkan rumah.", "Yang membuat
prakarya itu bukan adiknya melainkan kakaknya yang membuat prakarya itu.",
"Dia tidak membuat makanan itu namun hanya menyiapkannya untuk para
tamu."
3.
Kalimat majemuk setara pemilihan
ialah jenis kalimat majemuk yang didalam kalimatnya dihubungkan dengan kata
“atau”. Contoh" "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah
anggur."
4.
Kalimat majemuk setara penguatan
ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan menambahkan kata “bahkan”.
Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia bahkan pandai
bernyanyi."
2.
Kalimat Majemuk Bertingkat adalah
penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda.
Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak
kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk
kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat
terdiri dari 10 macam, yakni:
1.
Waktu, misal: ketika, sejak, saat
ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri sejak orang tuaku menetap
di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini ketika
umurku beranjak 3 tahun."
2.
Sebab, misal: karena, oleh karena
itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia pergi dari rumah karena
bertengkar dengan istrinya."
3.
Akibat, misal: hingga, sehingga,
maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras di Ibukota hingga mampu
menggenangi beberapa ruas jalan."
4.
Syarat, misal: jika, asalkan,
apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin nilainya sempurna.",
"Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik."
5.
Perlawanan, misal: meskipun,
walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke perguruan tinggi di Jakarta
walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.", "Dia
selalu pergi kesekolah dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak
antara rumah dan sekolahnya sangat jauh."
6.
Pengandaian, misal: andaikata,
seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi juara 1 andaikata kita
berusaha lebih keras lagi."
7.
Tujuan, misal: agar, supaya,
untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya hidup.",
"Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah "A" untuk kedua
orangtuanya."
8.
Perbandingan, misal: bagai,
laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu bagai bulan
kesiangan.", "Anaknya yang suka membangkang itu ibarat
Malin Kundang di zaman modern."
9.
Pembatasan, misal: kecuali,
selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat bermain
musik."
10.
Alat, misal: (dengan + Kata
Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu pergi ke kantor dengan
mobil."
11.
Kesertaan, misal: dengan + orang.
Contoh: "Murid-murid sekolah dasar pergi berdarmawisata dengan para guru."
Kalimat Majemuk Campuran adalah
kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara
dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari
3 kalimat.
Contoh:
1.
Toni bermain dengan Kevin.
(kalimat tunggal 1)
2.
Rina membaca buku dikamar.
(kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.
Ketika aku datang kerumahnya.
(anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Hasil penggabungan ketiga kalimat
diatas.
Toni bermain dengan Kevin dan
Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya. (kalimat
majemuk campuran)
Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat Perintah adalah
kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan
intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri
dengan tanda seru (!).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1.
Kalimat Perintah Permintaan,
contoh: Tolong, tutup pintu itu!
2.
Kalimat Perintah Larangan,
contoh: Jangan membuang sampah sembarangan!
3.
Kalimat Perintah Ajakan,
contoh: Marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
Kalimat Berita adalah
kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu. Dalam
penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya
kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita
akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat
berita ini.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1.
Kalimat Berita Kepastian,
contoh: Kita akan berangkat ke bandara besok siang.
2.
Kalimat Berita Pengingkaran,
contoh: Saya tidak akan menghadiri rapat hari ini.
3.
Kalimat Berita Kesangsiang,
contoh: Guru itu kemungkinan tidak memiliki kinerja yang baik.
4.
Kalimat Berita Bentuk Lain,
contoh: Saya tidak tahu kenapa orang itu selalu datang ke rumah kami.
Kalimat Tanya adalah
kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat ini akan
diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering digunakan
untuk membuat kalimat Tanya ini ialah bagaimana, dimana, kemana, kapan, berapa,
siapa, mengapa.
Contoh:
Bagaimana pemerintah
menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
Dimana peristiwa itu terjadi?
Kapan mereka akan menyerahkan
tugas perkuliahan itu?
Siapa yang akan terpilih menjadi ketua
pelaksana di acara tersebut?
Kalimat Seruan adalah
kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan. Dalam pelafalan biasanya
ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat
seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Contoh :
Wah, indah sekali pemandangan
itu!
Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat yang dilihat dari unsur
kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Lengkap adalah
kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.
Kalimat majas juga bisa dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Contoh :
Kami membersihkan kelas
bersama-sama.
Kalimat Tak Lengkap adalah
kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya
berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa
objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai
untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Selamat siang!
Tegakkan disiplin.
Tutup pintu itu!
Kenapa diam?
Ayo, berangkat!
Terima kasih.
Wah, sangat cantik!
Jangan dilempar!
Hai!
Berdasarkan Pola Subjek - Predikat
Kalimat yang dilihat dari
struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Inversi
Kalimat
Inversi ini dicirikan dengan adanya kata predikat yang mendahului kata subjek.
Kalimat versi biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang
pertama kali muncul pada kalimat versi merupakan tolak ukur yang akan
mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang akan menimbulkan suatu
kesan pada pendengarnya.
Contoh:
Bawa buku itu kemari!
Keterangan:
Bawa = Predikat
buku itu kemari! =
Subjek
Kalimat Versi
Kalimat Versi merupakan kalimat
yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar Bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
¤ Kami membeli peralatan
sekolah di toko itu.
Keterangan:
Kami = Subjek
membeli =
Predikat
peralatan sekolah =
Objek
di toko itu =
Keterangan
¤ Tukang itu sedang
membuat pondasi rumah.
Keterangan:
Tukang itu =
Subjek
sedang membuat =
Predikat
pondasi rumah =
Objek
¤ Barang-barang ini akan
dijual di pasar.
Keterangan:
Barang-barang ini = Subjek
akan dijual =
Predikat
di pasar =
Keterangan
Berdasarkan Gaya Penyajiannya
Berdasarkan gaya penyajiannya
kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Kalimat yang melepas
Kalimat ini akan terwujud jika
kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat (kalimat utama) dan diikuti oleh
anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya penyajian melepas.
Contoh:
Saya akan diizinkan pergi dengan
teman-teman jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
Keterangan:
Saya akan diizinkan pergi dengan
teman-teman (induk kalimat/kalimat utama)
jika saya selesai mengerjakan
pekerjaan rumah. (anak kalimat)
Kalimat yang klimaks
Kalimat ini akan terbentuk jika
anak kalimat berada di awal kalimat majemuk dan diikuti oleh kalimat utama
(induk kalimat).
Contoh :
Karena pola makan yang tidak
teratur, penyakit Maagnya sering kambuh.
Keterangan:
Karena pola makan yang tidak
teratur (anak
kalimat)
penyakit Maagnya sering kambuh. (induk
kalimat/kalimat utama)
Kalimat
berimbang
Kalimat ini biasanya disusun
dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya
penyajian seperti ini ialah untuk memperlihatkan kesejajaran bentuk dan
informasinya.
Contoh:
Harga pangan saat ini makin
melonjak, pedagang dan konsumen mempermasalahkan harga yang semakin naik.
Berdasarkan Subjeknyek
Berdasarkan subjeknya kalimat
dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang
unsur subjeknya melakukan suatu tindakan (pekerjaan). Untuk predikatnya sendiri
dalam kalimat ini berupa kata kerja yang berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu
juga dapat berupa kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan “me-“
seperti: mandi, pergi, dll (kecuali makan & minum)
Contoh:
Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk
restorannya.
Imbuhan "ber-"
Kami bermain di taman.
Kalimat aktif dapat dibedakan
lagi menjadi 2, yaitu:
·
Kalimat Aktif Transitif adalah
kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita. Predikatnya biasanya berawalam
“me-“ dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya
berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat
aktif) dapat dirubah menjadi Kue dibuat oleh kami. (kalimat
pasif)
·
Kalimat Aktif Intransitif adalah
kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita. Predikat pada kalimat
ini biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat
pasif.
Contoh:
Kami berjaga diluar rumah.
Andi berteriak dari dalam kamar
mandi.
·
Kalimat Semi Transitif adalah
jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal itu
dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek.
Contoh:
Adiknya menyerupai Rain.
Keterangan:
Adiknya =
Subjek
menyerupai =
Predikat
Rain = Pelengkap
Tata tertib ini berdasarkan
keputusan bersama.
Keterangan:
Tata tertib ini =
Subjek
berdasarkan =
Predikat
Keputusan bersama =
Pelengkap
Dia menjadi ketua kelas.
Keterangan:
Dia = Subjek
menjadi =
Predikat
ketua kelas =
Pelengkap
Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
tindakan. Kalimat bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan
“di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan
menjadi 2 bentuk, yaitu:
·
Kalimat Pasif Biasa adalah
kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya
sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh:
Sampah dibuang Rina.
Barang itu dijual paman.
·
Kalimat Pasif Zero adalah
kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita tanpa
ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran
“-kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga
bisa menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja
"aus" (kata kerja yang tidak bisa menggunakan awalan “me-“ dan
“ber-“)
Contoh:
akan saya sampaikan pesanmu.
Saya berikan bukuku.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil
pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
b) Adapun
bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan
keterangan
c) Kalimat
tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Merupakan unsur kalimat dasar yang sederhana.
Daftar pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar