Rabu, 27 Januari 2016

makalah bahasa indonesia kalimat

MAKALAH BAHASA INDONESIA
“KALIMAT”


Disusun oleh :
CICI LIANASARI (15430006)
DESI WULANDARI (15430021)
IKA FITRI AMIROH (15430035)



FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015/2016
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
             Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang  pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.




Rumusan Masalah
1.             Bagaimana pengertian kalimat?
2.             Apa saja unsur-unsur dalam kalimat?
3.             Apa saja ciri-ciri kalimat?
4.             Apa saja bentuk-bentuk kalimat?
5.             Apa saja jenis-jenis kalimat?

Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kalimat
2.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri sebuah kalimat
4.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk kalimat
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis kalimat






















PEMBAHASAN
1.     Pengertian kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007). Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :
a.       Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalambahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
b.      Sekurang-kurangnya terdiri dari subyek dan predikat.
c.       Predikat transitif disertai objek, predikat intransitive dapat disertai pelengkap.
d.      Mengandung pikiran yang utuh.
e.       Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subyek, predikat, objek dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
f.       Menagadung satuan makna, ide atau pesan yang jelas.
g.      Dalam paragraph yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam suatu makna pikiran yang saling berhubungan.

2.     Unsur-unsur kalimat
         Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut juga jabatan kata atau peran kata,yaitu subjek(S), predikat(P), objek(O), pelengkap(P), dan keterangan (Ket).Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur ,yakni S dan P.Unsur yang lain (O,Pel,dan Ket) dapat wajib hadir,atau tidak wajib hadir dalam suatu kalimat.
     Unsur-unsur kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Subjek (S)
           Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa. Contoh :
a.     Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.    Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.     Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2.      Predikat (P)
             Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun  sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan. Contoh :
a.     Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b.    Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c.     Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d.    Nia adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).

3.      Objek (O)
      Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang  P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap  tindakan Subjek. Contoh :
a.     Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b.    Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

4.      Pelengkap
            Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan. Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.         
              S                   P                 O
Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
            S                        P                      O
            Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
              S                    P                       Ket        
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol  (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
     Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional. Contoh :
a.     Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b.    Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.     Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d.    Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

5.      Keterangan.
          Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat. Contoh :
a.     Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.    Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c.     Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta. Contoh :
a.     Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b.    Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c.     Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d.    Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e.     Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f.     Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)

3.     Ciri-ciri kalimat
Ciri-ciri sebuah kalimat yang baik dan benar, harus sesuai dengan unsur-unsur pembentukan kalimat. Kalimat yang baik harus sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia, salah satunya yaitu :
1.      Subjek (pokok atau inti pikiran)
Ciri-ciri dari subjek antara lain :
a.       Jawaban atas pertannyaan apa atau siapa
b.      Tidan didahului preposisi
c.       Menjadi inti dari sebuah pokok pikiran
d.      Berupa kata benda atau frase kata benda



2.      Predikat
Ciri-ciri predikat sebagai berikut :
a.       Merupakan jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa atau berapa
b.      Dapat didahului kata ialah, adalah, merupakan
c.       Dapat disertai kata pengingkaran tidak, atau bukan
d.      Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
e.       Dapat berupa kata atau kelompok kata kerja, kata atau kelompok kata sifat, kata atau kelompok kata benda, kata atau kelompok kata bilangan
3.      Objek
Objek memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Langsung mengikuti predikat
b.      Tidak didahului kata depan atau preposisi
c.       Dapat didahului kata bahwa
4.      Pelengkap
Pelengkap memiliki ciri-ciri sebgai berikut :
a.       Melengkapi makna kata kerja (predikat)
b.      Tidak didahului preposisi
c.       Langsung mengikuti predikat atau objek jika terdapat objek dalam kalimat itu
d.      Berupa kata/kelompok kata sifat atau klausa
e.       Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya
5.      Keterangan
Ciri-ciri keterangan yaitu :
a.       Memberikan informasi tentang waktu, tempat, tujuan, cara, alat, kemiripan, sebab, atau kesalingan.
b.      Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat diawal, akhir atau menyisip antara subjek dan predikat)
c.       Didahului kata depan seperti di, ke, dari, pada, dalam, dengan, atau kata penghubung/konjungsi jika berupa anak kalimat.

4.     Bentuk-bentuk kalimat
1)      Kalimat dasar
Kalimat dasar adalah kalimat yang menjadi dasar untuk membengun kalimat luas, baik kalimat luas tunggal maupun kalimat luas majemuk. Kalimat dasar memiliki dua macam pola yaitu :
a.       Pola berdasarkan jabatan kata
Jabatan kata yang dijadikan komponen dasar adalah subjek, predikat, objek pelengkap. Berdasarkan jabatan kata, kalimat dasar memiliki dua macam pola, yaitu :
1) S + P
Contoh: Kucing mengeong.
2) S + P + O
Contoh: Adik mengayuh sepeda.
3) S + P + Pel
Contoh: Aku merasa dingin
4) S + P + O1 + O2
Contoh: Ibu membeli buah dan sayur.
b. Pola berdasarkan kategori kata
Berdasarkan kategori kata, terdapat lima pola, yaitu:
1) KB + KB (kata benda + kata benda)
Contoh: Bunga itu / tanaman merambat.
2) KB + KK (kata benda + kata kerja)
Contoh: Tangannya / terluka.
3) KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh: Bunganya / indah.
4) KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh: Tingginya / 175 cm.
5) KB + KD (kata benda + kata depan)
Contoh: paket ini / untuk kami.
2)       Kalimat Inti
Kalimat inti adalah kalimat yang hanya didukung oleh unsure inti kalimat, yaitu subyek dan predikat.
Contoh: Bayi / menangis.
3)       Kalimat Luas
Kalimat luas adalah hasil perluasan kalimat dasar.
Contoh:
KD: Adik pulang (S + P)
KL: Nanti adik pulang (K + S + P).
5.     Jenis-jenis kalimat
Kalimat memiliki beberapa jenis yang membedakannya, yaitu:
Berdasarkan Pengucapan
·         Kalimat Langsung ialah kalimat yang secara cermat menirukan suara orang lain. Cirinya adalah 2 tanda petik ("..."), kalimat langsung tidak hanya berupa kalimat pernyataan tapi juga dapat berupa kalimat perintah dan kalimat tanya.
Contoh:
Kalimat Pernyataan
Ayah senang akhirnya kamu lulus ujian ini. " kata Ayah;
Rima mengatakan, " Rama berusahalah dipertandingan nanti. "
Kalimat Perintah
Ibu berkata, " Budi tutup pintu itu. "
Kalimat Tanya
Siapa yang membuat prakarya itu? ", Tanya Pak guru
·         Kalimat Tak Langsung ialah kalimat yang mengalami perubahan dari kalimat langsung yang menggunakan tanda petik, ke bentuk berita yang tidak menggunakan tanda petik.
Contoh:
Ayah berkata kalau dia senang saya lulus ujian.
Rima mengatakan kepada Rama untuk berusaha dalam pertandingan nanti.
Ibu meminta saya menutup pintu itu.

Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat Tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
KB + KK (kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak.
KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh:
Adik perempuan saya ada dua orang.
Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh:
Saya sedang mandi.
Dua jenis kalimat tunggal diatas dapat dikembangkan dengan menambahkan kata pada tiap unsur-unsurnya. Dengan adanya penambahan tiap unsur-unsur itu, unsur utama masih dapat dengan mudah dikenali. Perluasan kalimat tunggal itu terdiri atas:
1.      Keterangan tempat, misalnya: disini, lewat jalan itu, di daerah ini, dll. Contoh: Rumahnya ada di daerah ini.
2.      Keterangan waktu, misalnya: setiap hari, pukul, tahun ini, tahun depan, kemaren, lusa, dll. Contoh: Aktifitasnya dimulai pukul 08.30 pagi.
3.      Keterangan alat, misalnya: dengan baju, dengan sepatu, dengan motor, dll. Contohnya: Dia pergi dengan sepeda motor.
4.      Keterangan cara, misalnya: dengan hati-hati, secepat mungkin, dll. Contoh: Prakarya itu dibuat dengan hati-hati.
5.      Keterangan modalitas, misalnya: harus, mungkin, barangkali, dll. Contoh: Saya harus giat berlatih.
6.      Keterangan aspek, misalnya: akan, sedang, sudah, dan telah. Contoh: Dia sudah menyelesaikannya.
7.      Keterangan tujuan, misalnya: untuk dirinya, untuk semua orang, dll. Contoh: Orang itu membuat dirinya terlihat menawan.
8.      Keterangan sebab, misalnya: karena rajin, karena panik, dll. Contoh: Dia lulus ujian karena rajin belajar.
9.      Keterangan tujuan (ket. yang sifatnya menggantikan), contoh: penerima medali emas, taufik Hidayat.
10.  Perluasan kalimat yang menjadi frasa, contoh: orang itu menerima predikat guru teladan.


Contoh perluasan kalimat tunggal:
Ibu sedang menyapu halaman.
Kalimat Majemuk ialah Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:
1.      Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian, yaitu:
1.      Kalimat majemuk setara penggabungan ialah jenis kalimat yang dapat diidentifikasi dengan adanya kalimat yang dihubungkan dengan kata “dan” atau “serta”. Contoh: "Aku menulis surat itu dan Dia yang mengirimnya ke kantor pos.", "Murid-murid membuat prakarya itu serta memajangnya di pameran."
2.      Kalimat majemuk setara pertentangan ialah jenis kalimat majemuk yang dihubungkan dengan kata “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”. Contoh: "Anak itu rajin datang kesekolah, tetapi nilainya selalu merah.", "Ibu memasak didapur sedangkan saya membersihkan rumah.", "Yang membuat prakarya itu bukan adiknya melainkan kakaknya yang membuat prakarya itu.", "Dia tidak membuat makanan itu namun hanya menyiapkannya untuk para tamu."
3.      Kalimat majemuk setara pemilihan ialah jenis kalimat majemuk yang didalam kalimatnya dihubungkan dengan kata “atau”. Contoh" "Dia bingung memilih antara buah apel atau buah anggur."
4.      Kalimat majemuk setara penguatan ialah jenis kalimat yang mengalami penguatan dengan menambahkan kata “bahkan”. Contoh: "Dia tidak hanya pandai bermain alat musik, dia bahkan pandai bernyanyi."
2.      Kalimat Majemuk Bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari 10 macam, yakni:
1.      Waktu, misal: ketika, sejak, saat ini. Contoh: "Rumah makan itu sudah berdiri sejak orang tuaku menetap di kota ini.", "Orang tuaku meninggalkan kota ini ketika umurku beranjak 3 tahun."
2.      Sebab, misal: karena, oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu. Contoh: "Dia pergi dari rumah karena bertengkar dengan istrinya."
3.      Akibat, misal: hingga, sehingga, maka. Contoh: "Hari ini hujan sangat deras di Ibukota hingga mampu menggenangi beberapa ruas jalan."
4.      Syarat, misal: jika, asalkan, apabila. Contoh: "Dia harus giat belajar jika ingin nilainya sempurna.", "Tanaman itu bisa tumbuh dengan subur asalkan dirawat dengan baik."
5.      Perlawanan, misal: meskipun, walaupun. Contoh: "Dia ingin masuk ke perguruan tinggi di Jakarta walaupun nilai kelulusannya tidak memenuhi syarat.", "Dia selalu pergi kesekolah dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak antara rumah dan sekolahnya sangat jauh."
6.      Pengandaian, misal: andaikata, seandainya. Contoh: "Tim kita bisa menjadi juara 1 andaikata kita berusaha lebih keras lagi."
7.      Tujuan, misal: agar, supaya, untuk. Contoh: "Dia bekerja disini agar mendapatkan biaya hidup.", "Pria itu membuatkan sebuah rumah di daerah "A" untuk kedua orangtuanya."
8.      Perbandingan, misal: bagai, laksana, ibarat, seperti. Contoh: "Wajah anak itu bagai bulan kesiangan.", "Anaknya yang suka membangkang itu ibarat Malin Kundang di zaman modern."
9.      Pembatasan, misal: kecuali, selain. Contoh: "Dia memiliki bakat menyanyi selain bakat bermain musik."
10.  Alat, misal: (dengan + Kata Benda) dengan mobil, dll. Contoh: "Orang itu pergi ke kantor dengan mobil."
11.  Kesertaan, misal: dengan + orang. Contoh: "Murid-murid sekolah dasar pergi berdarmawisata dengan para guru."
Kalimat Majemuk Campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
1.      Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
2.      Rina membaca buku dikamar. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
3.      Ketika aku datang kerumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)


Hasil penggabungan ketiga kalimat diatas.
Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku dikamar, ketika aku datang kerumahnya. (kalimat majemuk campuran)

Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dalam bentuk lisan biasanya diakhiri dengan intonasi yang tinggi, sedangkan pada bentuk tulisan kalimat ini akan diakhiri dengan tanda seru (!).
Beberapa bentuk kalimat perintah :
1.      Kalimat Perintah Permintaan, contoh: Tolong, tutup pintu itu!
2.      Kalimat Perintah Larangan, contoh: Jangan membuang sampah sembarangan!
3.      Kalimat Perintah Ajakan, contoh: Marilah kita bersama-sama melestarikan kebudayaan Indonesia!
Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya mengabarkan atau menginformasikan sesuatu. Dalam penulisannya kalimat ini diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya kalimat ini akan diakhiri dengan intonasi yang menurun. Biasanya kalimat berita akan berakhir dengan pemberian tanggapan dari pihak yang mendengar kalimat berita ini.
Beberapa bentuk kalimat berita:
1.      Kalimat Berita Kepastian, contoh: Kita akan berangkat ke bandara besok siang.
2.      Kalimat Berita Pengingkaran, contoh: Saya tidak akan menghadiri rapat hari ini.
3.      Kalimat Berita Kesangsiang, contoh: Guru itu kemungkinan tidak memiliki kinerja yang baik.
4.      Kalimat Berita Bentuk Lain, contoh: Saya tidak tahu kenapa orang itu selalu datang ke rumah kami.
Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, biasanya kalimat ini akan diakhiri dengan pemberian tanda tanya (?). Kata Tanya yang sering digunakan untuk membuat kalimat Tanya ini ialah bagaimana, dimana, kemana, kapan, berapa, siapa, mengapa.
Contoh:
Bagaimana pemerintah menyelesaikan krisis ekonomi saat ini?
Dimana peristiwa itu terjadi?
Kapan mereka akan menyerahkan tugas perkuliahan itu?
Siapa yang akan terpilih menjadi ketua pelaksana di acara tersebut?
Kalimat Seruan adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan. Dalam pelafalan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi, sedangkan dalam penulisannya kalimat seruan akan diakhiri dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.).
Contoh :
Wah, indah sekali pemandangan itu!
Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat yang dilihat dari unsur kalimatnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Lengkap adalah kalimat yang setidaknya masih memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas juga bisa dikategorikan sebagai kalimat lengkap.
Contoh :
Kami membersihkan kelas bersama-sama.
Kalimat Tak Lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya berupa sebuah subjek saja, atau sebuah predikat, bahkan ada yang hanya berupa objeknya saja atau keterangannya saja. Kalimat tidak lengkap ini sering dipakai untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.
Contoh:
Selamat siang!
Tegakkan disiplin.
Tutup pintu itu!
Kenapa diam?
Ayo, berangkat!
Terima kasih.
Wah, sangat cantik!
Jangan dilempar!
Hai!
Berdasarkan Pola Subjek - Predikat
Kalimat yang dilihat dari struktur Subjek & Predikatnya dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat Inversi
Kalimat Inversi ini dicirikan dengan adanya kata predikat yang mendahului kata subjek. Kalimat versi biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata yang pertama kali muncul pada kalimat versi merupakan tolak ukur yang akan mempengaruhi makna kalimat, bahkan kata itu pula yang akan menimbulkan suatu kesan pada pendengarnya.
Contoh:
Bawa buku itu kemari!
Keterangan:
Bawa = Predikat
buku itu kemari! = Subjek
Kalimat Versi
Kalimat Versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar Bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
¤ Kami membeli peralatan sekolah di toko itu.
Keterangan:
Kami = Subjek
membeli = Predikat
peralatan sekolah = Objek
di toko itu = Keterangan
¤ Tukang itu sedang membuat pondasi rumah.
Keterangan:
Tukang itu = Subjek
sedang membuat = Predikat
pondasi rumah = Objek
¤ Barang-barang ini akan dijual di pasar.
Keterangan:
Barang-barang ini = Subjek
akan dijual = Predikat
di pasar = Keterangan
Berdasarkan Gaya Penyajiannya
Berdasarkan gaya penyajiannya kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Kalimat yang melepas
Kalimat ini akan terwujud jika kalimat majemuk diawali dengan induk kalimat (kalimat utama) dan diikuti oleh anak kalimat. Gaya penuilisan itu disebut gaya penyajian melepas.
Contoh:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah.
Keterangan:
Saya akan diizinkan pergi dengan teman-teman (induk kalimat/kalimat utama)
jika saya selesai mengerjakan pekerjaan rumah. (anak kalimat)
Kalimat yang klimaks
Kalimat ini akan terbentuk jika anak kalimat berada di awal kalimat majemuk dan diikuti oleh kalimat utama (induk kalimat).
Contoh :
Karena pola makan yang tidak teratur, penyakit Maagnya sering kambuh.
Keterangan:
Karena pola makan yang tidak teratur (anak kalimat)
penyakit Maagnya sering kambuh. (induk kalimat/kalimat utama)
Kalimat berimbang
Kalimat ini biasanya disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian seperti ini ialah untuk memperlihatkan kesejajaran bentuk dan informasinya.
Contoh:
Harga pangan saat ini makin melonjak, pedagang dan konsumen mempermasalahkan harga yang semakin naik.
Berdasarkan Subjeknyek
Berdasarkan subjeknya kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan suatu tindakan (pekerjaan). Untuk predikatnya sendiri dalam kalimat ini berupa kata kerja yang berawalan “me-“ dan “ber-“, selain itu juga dapat berupa kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan “me-“ seperti: mandi, pergi, dll (kecuali makan & minum)
Contoh:
Imbuhan "me-"
Koki itu membuat menu baru untuk restorannya.
Imbuhan "ber-"
Kami bermain di taman.
Kalimat aktif dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
·         Kalimat Aktif Transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita. Predikatnya biasanya berawalam “me-“ dan selalu dapat dirubah kedalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya berawalan “di-“.
Contoh:
Kami membuat kue. (kalimat aktif) dapat dirubah menjadi Kue dibuat oleh kami. (kalimat pasif)
·         Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita. Predikat pada kalimat ini biasanya berawalan “ber-“. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Kami berjaga diluar rumah.
Andi berteriak dari dalam kamar mandi.
·         Kalimat Semi Transitif adalah jenis kalimat yang tidak dapat dirubah kedalam bentuk pasif, hal itu dikarenakan adanya unsur pelengkap bukannya objek.
Contoh:
Adiknya menyerupai Rain.
Keterangan:
Adiknya = Subjek
menyerupai = Predikat
Rain = Pelengkap
Tata tertib ini berdasarkan keputusan bersama.
Keterangan:
Tata tertib ini = Subjek
berdasarkan = Predikat
Keputusan bersama = Pelengkap
Dia menjadi ketua kelas.
Keterangan:
Dia = Subjek
menjadi = Predikat
ketua kelas = Pelengkap

Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu tindakan. Kalimat bentuk ini memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan “di-“ dan “ter-“ dan diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:
·         Kalimat Pasif Biasa adalah kalimat pasif yang terdapat di kalimat aktif transitif. Untuk predikatnya sendiri selalu berawalan dengan imbuhan “di-“, “ter-“ dan “ke-an”.
Contoh:
Sampah dibuang Rina.
Barang itu dijual paman.
·         Kalimat Pasif Zero adalah kalimat yang unsur objek pelaku berdekatan dengan unsur objek penderita tanpa ada sisipan dari kata yang lain. Ciri lainnya ialah unsur predikat berakhiran “-kan” sehingga membuat awalan “di-“ menghilang dari predikat. Predikat juga bisa menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja, kecuali kata kerja "aus" (kata kerja yang tidak bisa menggunakan awalan “me-“ dan “ber-“)
Contoh:
akan saya sampaikan pesanmu.
Saya berikan bukuku.










PENUTUP


Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a)    Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
b)   Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan keterangan
c)    Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Merupakan unsur kalimat dasar yang sederhana.

    





























Daftar pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar